Lagi-lagi mereka berani berdusta atas nama imam Syafi’i
dengan menukil ucapan beliau dan diselewengkan dari makna yang sebenarnya.
Sekali
lagi mereka memandang ajaran tasawwuf hanya dengan sebelah mata dan menutup
mata satunya dari fakta yang sebenarnya. Mereka menyangka tasawwuf sebuah ilmu tersendiri dan
terpisah sehingga membentuk sebuah golongan yang disebut sufi. Sebuah tuduhan
dan pemikiran dangkal yang bersumber dari kejahilan akan sendi-sendi agama
Islam.
Kami akan membuat artikel tersendiri yang
menjelaskan makna tasawwuf secara konkrit dan menampilkan pendapat para ulama
besar tentang ajaran tasawwuf serta memaparkan kesalah pahaman para penentangnya
di dalam memandang ilmu tasawwuf yang mulia ini. Insya Allah..
Yang
inti dari makna tasawwuf menurut mayoritas ulama adalah : “ Konsep di dalam menjalankan rukun agama Islam yang
ke-tiga yaitu Rukun Ihsan. Upaya beribadah kepada Allah dengan memfokuskan hati
untuk selalu mengingat-Nya. Seolah kita beribadah melihat Allah dan jika belum
mampu maka menanamkan dalam hati bahwa Allah selalu melihat kita. Metode di
dalam menggapai Ihsan adalah membersihkan hati dan anggota tubuh kita dari
semua akhlak yang tercela dan berusaha mengisinya dengan semua akhlak yang
terpuji “. Inilah ajaran Tasawwuf.
Kalam imam syafi’i selanjutnya yang dimanipulasi oleh para penentang tasawwuf adalah :
حدثنا أبو محمد
بن حيان ثنا أبو الحسن البغدادي ثنا ابن صاعد قال سمعت الشافعي يقول أسس التصوف
على الكسل
“ Menceritakan pada kami Abu Muhammad bin Hayyan, Menceritakan
pada kami Abul Hasan Al-Baghdadi, menceritakan pada kami Ibnu Sha’id, ia
berkata “ Aku mendengar imam Syafi’i berkata “ Tasawwuf itu didasari dengan
sifat malas “.
Jawaban :
Pertama : Ibn Sho'id yang disebutkan
dalam sanad periwayatn atsar imam Syafi'i tsb tidak bisa menggunakan shighah
jazm (sama', ihbar, tahdits), karena Ibnu Sho'id lahir tahun 228 H sdngkan imam
Syafi'i wafat tahun 204 H. Bisa dicek dalam kitab Lisan Al-Mizan.
Maka dlm ilmu diroyah hal ini dikatakan maqthu', terputus dan gugur serta batal alias tdk bisa dibuat hujjah.
Kedua : Maksud kalam imam Syafi'i
tsb telah disebutkan oleh imam Baihaqi sbgai berikut :
قلت
: وإنما أراد به من دخل في الصوفية واكتفى بالاسم عن المعنى، وبالرسم عن الحقيقة،
وقعد عن الكسب، وألقى مؤنته على المسلمين، ولم يبال بهم، ولم يرع حقوقهم ولم يشتغل
بعلم ولا عبادة، كما وصفهم في موضع آخر
" Aku katakan (Imam Al Baihaqi
menjelaskan maksud perkataan Imam As Syafi’i tersebut): ” Sesungguhnya yang
imam Syafi'i maksud adalah orang yang masuk dalam shufi namun hanya cukup
dengan nama bukan dengan makna (pengamalan), merasa cukup dengan simbol dan
melupakan hakekat shufi, malas bekerja, membebankan nafkah pada kaum muslimin
tapi tidak peduli dgn mereka, tidak menjaga haq-haq mereka, tidak menyibukkan
diri dengan ilmu dan ibadah, sebagaimana beliau menyifai hal ini di tempat yang
lainnya. "
(Al Manaqib Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al
Baihaqi, 2/207)
Ketiga : Atau yang dimaksud al-kasal (malas) oleh imam Syafi’i adalah
at-Tafarrugh (kekosongan / waktu luang). Artinya “ Ajaran tasawwuf didasari
dengan kekosongan hati dan anggota tubuh dari keduniaan “. Malas dari segala
perkara yang dapat menyibukkan dia dari urusan akherat.
Dan ini sudah maklum
merupakan tingkatan dasar ibadah, karena orang yang tidak focus untuk ibadah,
maka dia tidak akan bias bersungguh-sungguh untuk ibadah. Dan jika dia
mengosongkan hati dari segala urusan yang melailaikan akherat, maka pikirannya,
hati dan anggota tubuhnya akan jernih untuk ibadah.
Maka dasar ajaran
tasawwuf itu sifat malas adalah bermakna meninggalkan kesibukan-kesibukan yang
dapat melalaikan akherat. Oleh karena itu pula seorang yang zuhud yaitu Syaqiqi
al-Bulkhi berkata sebagaimana telah diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab
Hilyahnya :
حدثنا
أحمد بن إسحاق ثنا أبو بكر بن أبي عاصم قال سمعت أبا تراب يقول سمعت حاتما الأصم
يقول سمعت شقيقا يقول الكسل عون على الزهد
“
Telah member kabar pada kami Ahmad bin Ishaq, telah member kabar pada kami Abu
Bakar bin Abi ‘Ashim, beliau berkata “ Aku telah mendengar Abu Thurab berkata;
aku telah mendengar Hatim al-‘Ashom berkata; aku telah mendengar Syaqiq berkata
“ Sifat Malas adalah penolong bagi orang yang ahli zuhud “.
Hal
ini telah dikuatkan oleh Hadits Qudsi yang telah dishahihkan oleh imam al-Hakim
dan disepakati oleh imam Adz-Dzahabi. Dalam Hadits Qudsi tersebut Allah Swt
berfirman :
جل
ابن آدم تفرغ لعبادتي املأ صدرك غنى و أسد فقرك، وإلا تفعل ملأت صدرك شغلا، و لم
أسد فقرك
“
Wahai anak Adam, kosongkan diri untuk focus beribadah pada-Ku, maka aku akan
penuhi hatimu dengan kekayaan dan menutup kefaqiranmu. Jika kamu tidak lakukan
itu, maka aku akan penuhi hatimu dengan kesibukan dan aku tidak menutup
kefaqiranmu “.
Bersambung...