Tertatih hati membena asa
Terbuai
mimpi karna cinta
aku
yang tak pernah mengira ketulusan cinta ini
kau ukir laksana tembaga yang membara…
Kasih…
Aku hanyalah gembala di ladang gurun
yang ku
punya hanyalah segenggam kejujuran
dari
sebuah sisa cinta yang terbuang…
Kasih…
Bilakah mungkin hatimu terbuka
walau di antara celah – celahnya air mata
atau
mungkin hatimu tergetar
karna
deburan ombak
izinkan ku semat kata
walau
dari nada yang terbata
atau
dari kata - kata
yang berbalut dosa…
Kasih…
Apa kau tau sepinya hati
dalam
tiap tidurku…
saat ku
kenang dirimu
apa kau juga tau rindunya hati
yang tersisih saat kau pergi…
Andai kau tau semua itu telah
ku ukir rindu yang indah untukmu
telah ku bentang asa di hamparan mataku
harapan yang teramat denganmu…
Duhai rembulan malam…
tunjukkanlah
dirimu padaku
terangi
relung hatinya
walau di antara binarnya celah – celah malammu…
Duhai embun malam…
basulah kesepian di hatinya
walau dari tetesan air matamu yang lara…
Wahai angin kencana yang hadir
diantara topan nirwana
tepislah
tirai yang selalu selimuti hatinya
agar dia tau rindu ini terpatri indah untuknya…