Kala sang alam mulai terlelap
Hening terasa tiada terucap suatu kata
Terlihat kerlip lembut bintang disana
Membuat rindu ini semakin merona
Kutermangu dalam kesunyian
Tenggelam dalam kebisuan
Desir sang bayu mengusap wajah berikan ketenangan
Parasmu jelas tergambar di pelupuk mata
Ingin kurengkuh sosok bayanganmu
Namun bayangan hanyalah bayangan
Kurasakan kebekuan menyusup setiap jengkal aliran
darah
Kuhela nafas panjang tuk redakan segala sesak
Saat kutatap sang rembulan
Hatiku berbisik “aku rindu dia,
Akankah dia tahu aku merindukannya ?”
Tanpa sadar setitik air mata jatuh
Mengiring kerinduan yang tak tertahankan lagi
Kembali ku berbisik lirih dengan kepala tertunduk
“aku sayang dia, aku rindu dia”
Oh Tuhan…
Aku Sangat merindukannya...
Ku
Genggam Luka Di Hati
Desir Ombak Berbisik Di Pantai sunyi
Hari-Hari Yang Berlalu
Kini Menjelma Menjadi Sendu Dalam Hati
Biarlah Ku Tepis Rindu Dalam Kesunyian Malam Ini
Hingga Cahaya Sang Bintang Kembali Redup
Dalam Genggaman Awan Kelabu
Arah Terpisah Dalam Tirai Malam
Sendu Berbisik Bersama Deraian Air Mata
Luka Bertahta Bermahligai Pilu
Irisan Lara Menggema Dalam Luka Yang Indah
Kemana Hasrat Kan Ukir Dalam Hidupku
Sementara Lembaran Hati Bersepuh Deraian Air Mataku
Kasih…
Izinkan
Ku Simpan Warnamu
Biarlah Ku Tempuh Titian Hidupku
Di Atas Hamparan yang Penuh Luka
Kiasan Cinta Terukir Pilu
Bertintakan Deraian Air mataku..
KASIH…
izinkan
Ku Cari Sisa-Sisa Cintamu
Di Atas
Percikan Air Mataku
Hingga Kabut Derita Yang Menyelimuti Hati
Bergantikan Senyuman Pelangi
Yang
Bertahta Di Dinding Hatimu..