Seiring ucapan
selamat yang mengalir dari saudara-saudara muslim kami , ada yang menanyakan
hukum perkara memperingati hari kelahiran (milad/ultah).
Peringatan hari kelahiran bukanlah termasuk amal ketaatan (perkara menjalankan kewajibanNya dan menjauhi laranganNya) namun termasuk amal kebaikan (amal sholeh).
...
Bid’ah dlolalah atau yang terlarang adalah perkara baru dalam amal ketaatan (perkara menjalankan kewajibanNya dan menjauhi laranganNya)
Sebuah amal kebaikan (amal sholeh) tidak terkait dengan dicontohkan atau tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wassalam maupun para Salafush Sholeh.
Perkara baru dalam amal kebaikan (amal sholeh) asalkan tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan Hadits tetaplah perkara yang baik (mahmudah/hasanah)
Dengan memperingati hari kelahiran dapat kita mengevaluasi apa-apa saja yang telah kita kerjakan sampai hari ini dan berbuat lebih baik untuk kemudian hari.
Firman Allah Azza wa Jalla, Wal tandhur nafsun ma qaddamat li ghad, “Perhatikan masa lampaumu untuk hari esokmu” (QS al Hasyr [59] : 18 )
Peringatan hari kelahiran boleh diisi dengan pesta kecil atau makan bersama yang tidak berlebih-lebihan, mengundang tetangga, teman atau rekan kerja untuk meneguhkan tali silaturrahim dan menebarkan salam diantara sesama saudara muslim.
Dalam peringatan ulang tahun, di negeri kita umumnya dihaturkan syair sebagai berikut,
Selamat Ulang tahun, Kami ucapkan.
Selamat Panjang umur! Kita 'kan doakan.
Selamat Sejahtera, sehat sentosa!!
Selamat panjang umur serta mulia (dan bahagia).
Apakah hakikat dibalik syair “Selamat panjang umur serta mulia”
“Selamat panjang umur” bukan berarti mendoakan agar lebih panjang umurnya karena umur manusia sudah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla jauh sebelum kita hidup.
“Panjang Umur” adalah termasuk makna majaz atau kata kiasan.
“Selamat panjang umur” adalah mendoakan agar kita dapat menjalankan amal kebaikan (amal sholeh) karena yang “panjang umurnya” adalah amal kebaikan (amal sholeh).
Amal ketaatan (perkara menjalankan kewajibanNya dan menjauhi laranganNya) hanya berlaku sepanjang nyawa dikandung badan atau selama kita hidup. Sedangkan amal kebaikan (amal sholeh) adalah berlaku jauh lebih lama daripada amal ketaatan.
Firman Allah ta’ala yang artinya,
“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya”. ( QS Maryam [19]:76 )
Contoh,
Peyampaian ilmu kepada saudara muslim kita adalah amal kebaikan (amal sholeh) . Jika ilmu itu bermanfaat maka amal kebaikan (amal sholeh) terus diperoleh walaupun kita sudah wafat.
Mendidik anak , memberikan nafkah kepada keluarga adalah amal kebaikan (amal sholeh). Anak dan keluarga sholeh yang ditinggalkan akan terus mendoakan kita , maka amal kebaikan (amal sholeh) terus diperoleh walaupun kita sudah wafat.
Mengusahakan pembangunan Masjid, pembangunan pondok pesantren, segala bentuk wakaf dan pembangunan sarana-sarana lain dijalan Allah ta’ala adalah amal kebaikan (amal sholeh) yang akan terus diterima manfaatnya walaupun kita sudah wafat.
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya." (HR Muslim 3084)
Sedekah jariyah atau amal kebaikan (amal sholeh) amat sangat luas sekali
Abi Dzar r.a. berkata: Sekelompok sahabat berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi membawa banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.”Nabi Saw. Bersabda,”Bukankah Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? (Yakni) bahwa setiap kali tasbih (bacaan subhnallah) adalah sedekah, setiap kali tahmid (bacaan alhamdulillah) adalah sedekah,setiap kali tahlil (bacaan la ilaha ilallah) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan jimaknya salah seorang diantara kalian juga adalah sedekah.”Mereka bertanya,”Wahai Rasulullah,apakah jika salah seorang dari kami memenuhi hajat syahwatnya berpahala? “Rasulullah Saw. Menjawab, “Menurutmu ,bukanlah jika ia menyalurkan syahwatnya pada yang haram berdosa? Maka demikian pula apabila ia menyalurkannya pada yang halal, ia mendapatkan pahala.” (Diriwayatkan pada yang halal,ia mendapatkan pahala.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bersabda, “Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari selama matahari masih terbit. Engkau mendamaikan dua orang (yang berselisih) adalah sedekah,menolong seseorang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan adalah sedekah,kata-kata yang baik adalah sedekah,setiap langkah kaki yang kau ayunkan untuk shalat adalah sedekah,dan engkau menyingkirkan aral dari jalan adalah juga sedekah. “(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim)
Nawas bin Sam’an r.a. meriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam., beliau bersabda, “Kebaikan adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah segala hal yang mengusik jiwamu dan engkau tidak suka jika orang lain meli-hatnya. “(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
Wabishah bin Ma’bad r.a. berkata: Saya datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda, “Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan?” Saya menjawab, “Benar.”Beliau bersabda, “Mintalah fatwa kepada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa-apa yang menenteramkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberi fatwa yang mem-benarkanmu.” Ini adalah hadits yang kami riwayatkan dari dua imam, yaitu Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Ad-Darami dengan sanad hasan
Dalam riwayat Ibnu Hibban, disebutkan: “Senyummu dihadapan saudaramu adalah shadaqah. Menyingkirkan batu, duri, dan tulang dari jalan manusia adalah shadaqah. Petunjukmu kepada seseorang yang tersesat di jalan juga shadaqah.”. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya (al-Ihsan:474, 529)
Segala macam amal kebaikan (amal sholeh) yang pernah dilakukan akan terus kita peroleh manfaatnya di akhirat kelak dengan syarat sampai kita wafat masih termasuk orang yang telah bersyahadat (muslim) karena orang-orang yang tidak bersyahadat (orang kafir) tidak akan memperoleh apa-apa diakhirat kelak atas segala amal yang mereka perbuat.
“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” QS (Al Baqarah [2]: 217 )
“Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.”(QS Al Maa’idah [5]:5)
“Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh”. (QS Ibrahim [14]:18 )
“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya” (QS An Nuur [24]:39 )
“Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. (QS Muhammad [47]:8 )
Semoga Allah Azza wa Jalla meneguhkan kita semua dalam ni’mat Iman dan Islam dan memberikan kemudahan bagi kita untuk melakukan amal sholeh sehingga dimasukkan kita ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai
“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mu'min dan beramal sholeh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka”. (QS Muhammad [47]:12
Peringatan hari kelahiran bukanlah termasuk amal ketaatan (perkara menjalankan kewajibanNya dan menjauhi laranganNya) namun termasuk amal kebaikan (amal sholeh).
...
Bid’ah dlolalah atau yang terlarang adalah perkara baru dalam amal ketaatan (perkara menjalankan kewajibanNya dan menjauhi laranganNya)
Sebuah amal kebaikan (amal sholeh) tidak terkait dengan dicontohkan atau tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wassalam maupun para Salafush Sholeh.
Perkara baru dalam amal kebaikan (amal sholeh) asalkan tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan Hadits tetaplah perkara yang baik (mahmudah/hasanah)
Dengan memperingati hari kelahiran dapat kita mengevaluasi apa-apa saja yang telah kita kerjakan sampai hari ini dan berbuat lebih baik untuk kemudian hari.
Firman Allah Azza wa Jalla, Wal tandhur nafsun ma qaddamat li ghad, “Perhatikan masa lampaumu untuk hari esokmu” (QS al Hasyr [59] : 18 )
Peringatan hari kelahiran boleh diisi dengan pesta kecil atau makan bersama yang tidak berlebih-lebihan, mengundang tetangga, teman atau rekan kerja untuk meneguhkan tali silaturrahim dan menebarkan salam diantara sesama saudara muslim.
Dalam peringatan ulang tahun, di negeri kita umumnya dihaturkan syair sebagai berikut,
Selamat Ulang tahun, Kami ucapkan.
Selamat Panjang umur! Kita 'kan doakan.
Selamat Sejahtera, sehat sentosa!!
Selamat panjang umur serta mulia (dan bahagia).
Apakah hakikat dibalik syair “Selamat panjang umur serta mulia”
“Selamat panjang umur” bukan berarti mendoakan agar lebih panjang umurnya karena umur manusia sudah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla jauh sebelum kita hidup.
“Panjang Umur” adalah termasuk makna majaz atau kata kiasan.
“Selamat panjang umur” adalah mendoakan agar kita dapat menjalankan amal kebaikan (amal sholeh) karena yang “panjang umurnya” adalah amal kebaikan (amal sholeh).
Amal ketaatan (perkara menjalankan kewajibanNya dan menjauhi laranganNya) hanya berlaku sepanjang nyawa dikandung badan atau selama kita hidup. Sedangkan amal kebaikan (amal sholeh) adalah berlaku jauh lebih lama daripada amal ketaatan.
Firman Allah ta’ala yang artinya,
“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya”. ( QS Maryam [19]:76 )
Contoh,
Peyampaian ilmu kepada saudara muslim kita adalah amal kebaikan (amal sholeh) . Jika ilmu itu bermanfaat maka amal kebaikan (amal sholeh) terus diperoleh walaupun kita sudah wafat.
Mendidik anak , memberikan nafkah kepada keluarga adalah amal kebaikan (amal sholeh). Anak dan keluarga sholeh yang ditinggalkan akan terus mendoakan kita , maka amal kebaikan (amal sholeh) terus diperoleh walaupun kita sudah wafat.
Mengusahakan pembangunan Masjid, pembangunan pondok pesantren, segala bentuk wakaf dan pembangunan sarana-sarana lain dijalan Allah ta’ala adalah amal kebaikan (amal sholeh) yang akan terus diterima manfaatnya walaupun kita sudah wafat.
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya." (HR Muslim 3084)
Sedekah jariyah atau amal kebaikan (amal sholeh) amat sangat luas sekali
Abi Dzar r.a. berkata: Sekelompok sahabat berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi membawa banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.”Nabi Saw. Bersabda,”Bukankah Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? (Yakni) bahwa setiap kali tasbih (bacaan subhnallah) adalah sedekah, setiap kali tahmid (bacaan alhamdulillah) adalah sedekah,setiap kali tahlil (bacaan la ilaha ilallah) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan jimaknya salah seorang diantara kalian juga adalah sedekah.”Mereka bertanya,”Wahai Rasulullah,apakah jika salah seorang dari kami memenuhi hajat syahwatnya berpahala? “Rasulullah Saw. Menjawab, “Menurutmu ,bukanlah jika ia menyalurkan syahwatnya pada yang haram berdosa? Maka demikian pula apabila ia menyalurkannya pada yang halal, ia mendapatkan pahala.” (Diriwayatkan pada yang halal,ia mendapatkan pahala.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bersabda, “Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari selama matahari masih terbit. Engkau mendamaikan dua orang (yang berselisih) adalah sedekah,menolong seseorang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan adalah sedekah,kata-kata yang baik adalah sedekah,setiap langkah kaki yang kau ayunkan untuk shalat adalah sedekah,dan engkau menyingkirkan aral dari jalan adalah juga sedekah. “(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim)
Nawas bin Sam’an r.a. meriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam., beliau bersabda, “Kebaikan adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah segala hal yang mengusik jiwamu dan engkau tidak suka jika orang lain meli-hatnya. “(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
Wabishah bin Ma’bad r.a. berkata: Saya datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda, “Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan?” Saya menjawab, “Benar.”Beliau bersabda, “Mintalah fatwa kepada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa-apa yang menenteramkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberi fatwa yang mem-benarkanmu.” Ini adalah hadits yang kami riwayatkan dari dua imam, yaitu Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Ad-Darami dengan sanad hasan
Dalam riwayat Ibnu Hibban, disebutkan: “Senyummu dihadapan saudaramu adalah shadaqah. Menyingkirkan batu, duri, dan tulang dari jalan manusia adalah shadaqah. Petunjukmu kepada seseorang yang tersesat di jalan juga shadaqah.”. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya (al-Ihsan:474, 529)
Segala macam amal kebaikan (amal sholeh) yang pernah dilakukan akan terus kita peroleh manfaatnya di akhirat kelak dengan syarat sampai kita wafat masih termasuk orang yang telah bersyahadat (muslim) karena orang-orang yang tidak bersyahadat (orang kafir) tidak akan memperoleh apa-apa diakhirat kelak atas segala amal yang mereka perbuat.
“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” QS (Al Baqarah [2]: 217 )
“Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.”(QS Al Maa’idah [5]:5)
“Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh”. (QS Ibrahim [14]:18 )
“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya” (QS An Nuur [24]:39 )
“Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. (QS Muhammad [47]:8 )
Semoga Allah Azza wa Jalla meneguhkan kita semua dalam ni’mat Iman dan Islam dan memberikan kemudahan bagi kita untuk melakukan amal sholeh sehingga dimasukkan kita ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai
“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mu'min dan beramal sholeh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka”. (QS Muhammad [47]:12
" WILUJEUNG MILAD "